Dan lagi
Kesakitan menatapku kukuh
Menjelaskan padaku perih berpuluh-puluh
Terpa sinar dihadapanku ia belakangi
Dan lagi
Kau genggam lukaku kau bawa berlari
Kemudian mengajarkannya arti tawa yang menenggelamkan pedih
Memberinya kecupan, pelukan, mencari darah untuk disudahi
Dan lagi
Kesakitan memelukku
Mata gelapnya meyakinkanku
Bahwa cinta tanpa luka adalah nihil, mustahil
Dan terus saja begitu
Tak sirna pedih perih
Sampai usia tak dapat lagi ditambah dikali
Sampai mati
-dipta *menatap plafon* *mendengus*
bukanlah seorang penuh luka yang tak selalu terluka. bukanlah amatir yang pandai menyerap tafsir yang tak pernah memaknai pelesir.
Minggu, 31 Maret 2013
Senin, 25 Maret 2013
Piece! (Iklan dan Salah Kaprahnya)
Pada tau iklannya "more than just water" kan? Yup ada Raditya Dika. Siapa sih yang nggak kenal penulis kondang super kocak ini. Pas liat iklan dia asli ngempet ketawa. Bukan karna akting dia (bukan karna cari aman juga). Serius mau minum aja ribet banget.
minum ini, kebelet pup.
minum itu, kebelet pup dan sakit perut.
minum anu, kebelet pup sakit perut plus perut murus,
Sontak dong gue mbatin "alah dit, mati aja lu masuk westafel" sambil ketawa-ketawa penuh dusta. setelah itu muncul adegannya farah queen, gue mbatin lagi "wuih boleh juga" masih cengangas cengenges. Nggak lama kemudian muncul Agnes Monica (the awkward moment when, seperti itu...). Gue diem aja sambil inget-inget semua batinan jahat gue. Dengan rasa bersalah yang memuncak gue mbatin lagi "ampun boosss ampuuun".
Ampun beneran mas... jangan diciduk... ampun... *sungkem* *salim*
-dipta
minum ini, kebelet pup.
minum itu, kebelet pup dan sakit perut.
minum anu, kebelet pup sakit perut plus perut murus,
Sontak dong gue mbatin "alah dit, mati aja lu masuk westafel" sambil ketawa-ketawa penuh dusta. setelah itu muncul adegannya farah queen, gue mbatin lagi "wuih boleh juga" masih cengangas cengenges. Nggak lama kemudian muncul Agnes Monica (the awkward moment when, seperti itu...). Gue diem aja sambil inget-inget semua batinan jahat gue. Dengan rasa bersalah yang memuncak gue mbatin lagi "ampun boosss ampuuun".
Ampun beneran mas... jangan diciduk... ampun... *sungkem* *salim*
-dipta
Ambang Batas (puisi sebait)
Bukan karna apa hati ini bersua
Mengoceh, mengomel, mengutuk
Bukan karna apa hati ini membeo, berkutuk-kutuk ia
Namun ini hanyalah hati manusia, sesabar apa, bukanlah tak kenal amarah
-dipta
ps: Sepanas apa hatimu, api itu hanya merubahmu. Tak lain, jadilah engkau seperti abu. Sabar tak kenal batas. Manusialah yang mengadakannya.
Mengoceh, mengomel, mengutuk
Bukan karna apa hati ini membeo, berkutuk-kutuk ia
Namun ini hanyalah hati manusia, sesabar apa, bukanlah tak kenal amarah
-dipta
ps: Sepanas apa hatimu, api itu hanya merubahmu. Tak lain, jadilah engkau seperti abu. Sabar tak kenal batas. Manusialah yang mengadakannya.
Langganan:
Postingan (Atom)