Dan lagi
Kesakitan menatapku kukuh
Menjelaskan padaku perih berpuluh-puluh
Terpa sinar dihadapanku ia belakangi
Dan lagi
Kau genggam lukaku kau bawa berlari
Kemudian mengajarkannya arti tawa yang menenggelamkan pedih
Memberinya kecupan, pelukan, mencari darah untuk disudahi
Dan lagi
Kesakitan memelukku
Mata gelapnya meyakinkanku
Bahwa cinta tanpa luka adalah nihil, mustahil
Dan terus saja begitu
Tak sirna pedih perih
Sampai usia tak dapat lagi ditambah dikali
Sampai mati
-dipta *menatap plafon* *mendengus*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar