Laman

Sabtu, 06 April 2013

Sejatinya Manusia

Layaknya mawar dengan duri
Selamanya senyum mu warnai hari
Seolah air memeluk mesra sang api
Tawamu kekal disamping Sang Abadi

Apalah arti seolah
bagaikan, layaknya, umpama, menyerupai, seperti, seolah, seolah, seolah!
Tapi topeng itu punya isyarat lain
Entah isyarat entah dusta, entah membohongi, entah menutupi, entah mana lagi

Bukan aku mengajari berpura-pura mengalir saja otak timun ini
Bukan juga menasehati, aku tidak munafik
Aku tidak pintar
Aku bukanlah singa yang tinggi hati dengan surainya

Tapi jangan hingga!
Wajah dua milikmu mencambukmu
kepura-puraan itu tak boleh menyayati, menyakiti, menyiksa!
Jangan biarkan dia merengkuhmu dalam-dalam, dan, tenggelam

Aku bukan sok tahu
Memang apa yang kutahu?
Hanya saja kau belum berhasil menipuku seperti yang lain
Senyummu, tawamu,candamu, tak bisa kelabuhiku

Kau bisa
Tutupi semuanya
Tapi kau juga bisa
berperilaku seperti manusia

Menangis
Mengaduh
Atau berhenti tersenyum untuk beberapa menit
Bila hatimu pula tak cukup mampu, untuk kau dustai

-dipta






Tidak ada komentar: