Aku punya cerita pengantar tidur
Kisahnya layak sebilah pedang panjang.
Yang jika menusuk dapat tertembus.
Rasanya sakit, tapi tak sesakit rasa rindu.
Teramat rindu tapi tak se-arogan perpisahan.
Berawal dari tali persaudaraan,
Bermuara pada kebencian yang dipaksakan.
Berujung ditajam tombak
Berakhir dengan darah dipelupuk mata
Klimaks oleh ketidaksepemahaman
Dan dua tokoh diantaranya amat tersiksa
Mereka dipaksa untuk membenci
Sedangkan kedua hati miliknya lebih merindu
Skenario yang dikenal seantero
Naskah kejam milik si pembuat jahat
Memisahkan dua gadis kecil yang dulu bermain boneka diberanda
Yang tiap malam tidur seguling sebantal
Tiap makan sepiring berdua
Ada tangis, kesal, dan tawa
Yang kesemuanya dipikul bersama
Cuma berujung ditajam tombak
Saling menikam
satu didada
satu dikepala
Dan ini adalah pengantar tidur terbaik sejagat
Karna aku tak bisa terjaga dibuatnya
Karna kehidupan
Tidak mengizinkan indahnya mimpi menghibur lara
Meski hanya bermimpi untuk kembali bersama
-dipta
ps. Untuk saudara perempuan ku nan jauh, meski kita sedang berpelukan. Aku tahu darah milik kita, takkan pernah berkesinambungan. Darah kita sudah terurai. Salah satunya jadi cerita. Hanya sebuah cerita. Bukan Cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar