Aku punya cerita pengantar tidur
Kisahnya layak sebilah pedang panjang.
Yang jika menusuk dapat tertembus.
Rasanya sakit, tapi tak sesakit rasa rindu.
Teramat rindu tapi tak se-arogan perpisahan.
Berawal dari tali persaudaraan,
Bermuara pada kebencian yang dipaksakan.
Berujung ditajam tombak
Berakhir dengan darah dipelupuk mata
Klimaks oleh ketidaksepemahaman
Dan dua tokoh diantaranya amat tersiksa
Mereka dipaksa untuk membenci
Sedangkan kedua hati miliknya lebih merindu
Skenario yang dikenal seantero
Naskah kejam milik si pembuat jahat
Memisahkan dua gadis kecil yang dulu bermain boneka diberanda
Yang tiap malam tidur seguling sebantal
Tiap makan sepiring berdua
Ada tangis, kesal, dan tawa
Yang kesemuanya dipikul bersama
Cuma berujung ditajam tombak
Saling menikam
satu didada
satu dikepala
Dan ini adalah pengantar tidur terbaik sejagat
Karna aku tak bisa terjaga dibuatnya
Karna kehidupan
Tidak mengizinkan indahnya mimpi menghibur lara
Meski hanya bermimpi untuk kembali bersama
-dipta
ps. Untuk saudara perempuan ku nan jauh, meski kita sedang berpelukan. Aku tahu darah milik kita, takkan pernah berkesinambungan. Darah kita sudah terurai. Salah satunya jadi cerita. Hanya sebuah cerita. Bukan Cinta.
bukanlah seorang penuh luka yang tak selalu terluka. bukanlah amatir yang pandai menyerap tafsir yang tak pernah memaknai pelesir.
Sabtu, 13 April 2013
Sabtu, 06 April 2013
Sejatinya Manusia
Layaknya mawar dengan duri
Selamanya senyum mu warnai hari
Seolah air memeluk mesra sang api
Tawamu kekal disamping Sang Abadi
Apalah arti seolah
bagaikan, layaknya, umpama, menyerupai, seperti, seolah, seolah, seolah!
Tapi topeng itu punya isyarat lain
Entah isyarat entah dusta, entah membohongi, entah menutupi, entah mana lagi
Bukan aku mengajari berpura-pura mengalir saja otak timun ini
Bukan juga menasehati, aku tidak munafik
Aku tidak pintar
Aku bukanlah singa yang tinggi hati dengan surainya
Tapi jangan hingga!
Wajah dua milikmu mencambukmu
kepura-puraan itu tak boleh menyayati, menyakiti, menyiksa!
Jangan biarkan dia merengkuhmu dalam-dalam, dan, tenggelam
Aku bukan sok tahu
Memang apa yang kutahu?
Hanya saja kau belum berhasil menipuku seperti yang lain
Senyummu, tawamu,candamu, tak bisa kelabuhiku
Kau bisa
Tutupi semuanya
Tapi kau juga bisa
berperilaku seperti manusia
Menangis
Mengaduh
Atau berhenti tersenyum untuk beberapa menit
Bila hatimu pula tak cukup mampu, untuk kau dustai
-dipta
Selamanya senyum mu warnai hari
Seolah air memeluk mesra sang api
Tawamu kekal disamping Sang Abadi
Apalah arti seolah
bagaikan, layaknya, umpama, menyerupai, seperti, seolah, seolah, seolah!
Tapi topeng itu punya isyarat lain
Entah isyarat entah dusta, entah membohongi, entah menutupi, entah mana lagi
Bukan aku mengajari berpura-pura mengalir saja otak timun ini
Bukan juga menasehati, aku tidak munafik
Aku tidak pintar
Aku bukanlah singa yang tinggi hati dengan surainya
Tapi jangan hingga!
Wajah dua milikmu mencambukmu
kepura-puraan itu tak boleh menyayati, menyakiti, menyiksa!
Jangan biarkan dia merengkuhmu dalam-dalam, dan, tenggelam
Aku bukan sok tahu
Memang apa yang kutahu?
Hanya saja kau belum berhasil menipuku seperti yang lain
Senyummu, tawamu,candamu, tak bisa kelabuhiku
Kau bisa
Tutupi semuanya
Tapi kau juga bisa
berperilaku seperti manusia
Menangis
Mengaduh
Atau berhenti tersenyum untuk beberapa menit
Bila hatimu pula tak cukup mampu, untuk kau dustai
-dipta
Langganan:
Postingan (Atom)