Kini laut dapat mencium utuh
Bulan yang tidak sabit
Bukan berarti melangkahi langit
Ia bukan segolongan picik di titik pulau sana
Dengan riaknya ia mencumbu
Di geladak ini
Ia lebih tidak peduli
Ada sebuah atau seubah
Lelaki yang menatapnya iri
"Semua tak luput dari laku luka rintang", katanya
"Kekasihku tiada turun dengan titian
Sedang aku tak dapat membawa tangis kesisi anggunnya
Yang jadi musal lautku
Meski segumpal dengki hitam awan tak merestu
Dan seputar angin memusar nanah letihku
Kekasihku masih mengecup kening
Cinta tiada karena
Walau sebisanya beri bayang di bentang cermin
Tuhan tak alpa ingatkan jua
Kekasihku tak mungkin bersanding dibawah
Meski demikian Tuhan restui dia
Memendar belai keperakan
Yang tiadanya lautku kering
Menguap hujan
Dikemarau panjang
-dipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar