Laman

Sabtu, 16 November 2013

yang Sepi Malam Ini

Yang bisa di tengok
dari gubuk kami
cuma dua jendela
yang menatap sedih
setapak di depan mata pintu
di mana langkah langkah
mencari jejak
di sekitar rumah dan beranda
lalu masuk menjelajah
seperti belantara
yang sudah ia kenal.
Ia mengaduk
gula dalam toples
mencari ingatan yang telah menyerbuk
oleh peraman waktu.
Ia melesak ke kamar tidur
di mana ranjang telah memeluk
kaki lapuk dan seprei.
Sementara ia lebih terkejut
rumah ini bisa rapih
biasanya cangkir kopi
dan kulit-kulit kacang
atau putung rokok dan majalah donal
mengobrak senyap mengabrik penat.
Namun cuma sebuah kursi dan segulung tikar
tempat malam menina bobokan salam
dan sepi-sepi tergulung rapih.
Memang kini,
rumah kami ramai penyendiri
akhirnya langkah-langkah itu
beranjak pergi. saat aku cinta-cintanya
meramaikan diri dengan jejak-jejak
agar siapapun kerasan di gubuk kami
dan menggelar kopi, kulit kacang, putung rokok
atau sesederhana tawa di seduh ingatan.

-dipta

Tidak ada komentar: