Aku terjaga dari suaramu
Ditengah keramaian
Di padat keheningan
Seperti tik-tik hujan
dan tik-tok jam.
Seperti gemuruh
Di pesisir nyiur
tepat tepi bibirmu.
Aku ingat suaramu,
Yang berpora dari tumpukan bangkai
para lelaki yang kau koyak dadanya.
Suaramu itu air yang pintar memainkan alur.
Suaramu itu
Meresap di lubang-lubang dada
Koyak makin meruyak
Lalu menjilat darah sepenuh kawah.
Kering.
Kau beri kering.
Setelah mengecup kening.
Kau tinggalkan kawah para lelaki
Biarkannya luput dari genangan.
Dan kini aku tidur didadamu
Ibarat tanah di bulan mei aku menyerap suaramu.
Seperti tik-tok jam
Kecuali kalau hilang baterai,
Aku juga bangkai.
-dipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar